Trigger Eps 5 : La Niña (The Little Girl)

La Niña (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan” adalah fenomena suhu permukaan laut yang menurun sepanjang timur dan tengah Samudera Pasifik di garis khatulistiwa. La Nina ditandai dengan menurunnya suhu permukaan laut pada bujur 170°BB – 120°BB dan pada lintang 5°LS – 5°LU dimana anomali negatif, sehingga sering juga disebut sebagai fase dingin. Pada saat terjadi La Niña angin pasat timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik menguat (Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat). Sehingga massa air hangat yang terbawa semakin banyak ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa disebut upwelling.

La Niña terjadi saat permukaan laut di pasifik tengah dan timur suhunya lebih rendah dari biasanya pada waktu-waktu tertentu. Dan tekanan udara kawasan pasifik barat menurun yang memungkinkan terbentuknya awan. Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan timur tinggi, yang menghambat terbentuknya awan. Sedangkan di bagian pasifik barat tekanan udaranya rendah yaitu di Indonesia yang memudahkan terbentuknya awan cumulus nimbus, awan ini menimbulkan turun hujan lebat yang juga disertai petir. Karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik tengah dan timur bergerak ke pasifik barat. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas pasifik ttengah dan timur bergeser ke pasifik barat.
Di Indonesia sendiri menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan fenomena alam La Niña diprediksi akan berlangsung pada Oktober 2020 hingga Maret 2021 mendatang. Penambahan uap air dan pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia sudah terjadi penguapan yang intensif dan pembentukan awan hujan akibat dari masuknya musim hujan. Sehingga terjadi penambahan yang diprediksi menambah akumulasi curah hujan bulanan dan musiman yang meningkat sampai 20-40% di atas normal.

Pada bulan November 2020 wilayah Indonesia umumnya diprakirakan mengalami curah hujan Menengah hingga Tinggi.

Pada bulan Desember 2020 wilayah Indonesia umumnya diprakirakan mengalami curah hujan Tinggi – Sangat Tinggi.

Pada bulan Januari 2021 wilayah Indonesia umumnya diprakirakan mengalami curah hujan Tinggi – Sangat Tinggi.
Dampak dari fase La Niña diantaranya akan mengalami kekeringan pada daerah Pasifik Tengah dan Timur, di daerah Pasifik Barat akan mengalami curah hujan yang sangat tinggi hal ini akan menyebabkan banjir yang sangat parah di Indonesia, terbentuknya awan cumulus nimbus, perekonomian Indonesia akan terganggu karena curah hujan yang tinggi sehingga menghalangi masyarakat khususnya pedagang, petani, dan nelayan untuk bekerja dan berjualan. Karena dampak dari fase La Niña ini sangat membahayakan masyarakat Indonesia, oleh sebab itu mari bersama-sama untuk aktif memantau perkembangan fenomena La Niña ini melalui BMKG.
Sources:
Rosmiati. (2017). Eksplanasi Ilmiah El Nino LA. Mangifera Edu, 2(1), 32-41.
Landberg, Lars. 2016. Meteorology For Wind Energy An Introduction. Climatological Circulations (pp. 24-25). United Kingdon, UK: John Wiley and Sons Ltd.
Prasetyaningtyas, Kukuh. (2020, October 14). Buletin Hujan Bulanan di Indonesia. Retrieved from bmkg.go.id: https://www.bmkg.go.id/iklim/buletin-iklim.bmkg
Rais, Haidar. (2020, October 25). BMKG beberkan Penjelasan Soal Fenomena La Nina, Kapan Puncaknya dan Apa Dampaknya. Retrieved from prfmnews.id: https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-13869119/bmkg-beberkan-penjelasan-soal-fenomena-la-nina-kapan-puncaknya-dan-apa-dampaknya?page=2