Trigger Eps 7: Fenomena Volcanic Lightning

Volcanic lightning atau petir vulkanik merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi ketika adanya erupsi besar gunung merapi. Beberapa tahun yang lalu gunung merapi pernah mengalami fenomena alam yang satu ini, tepatnya saat gunung merapi meletus sekitar tahun 2010 yang lalu. Beberapa ahli beranggapan bahwa fenomena ini terjadi sama seperti petir. Pada umumnya fenomena ini terjadi untuk menetralkan perbedaan muatan yang ada akibat gesekan dari debu – debu vulkanik.
Bagaimanakah proses terjadinya petir?
Petir terjadi karena adanya perbedaan ionisasi antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara.
Bagaimanakah proses terjadinya Petir Vulkanik?
Terjadinya petir pada saat erupsi gunung berapi tidak jauh berbeda dari mekanisme petir biasa di atas. Hanya saja, awan cumulunimbus yang menjadi “sarang” petir tergantikan oleh awan kepulan uap air, abu, debu, dan partikel vulkanik lain yang menyembur ke angkasa secara massif .Petir vulkanik, masih menjadi perdebatan karena kejadian ini kadang terjadi saat ada erupsi gunung berapi, dan pada setiap kejadian menunjukkan, kilatan petir mulai dan berakhir dalam kolom letusan dan masih diperdebatkan jenis perantara suatu massa yang dapat memisahkan partikel-partikel tersebut yang harus melalui proses potensial ionisasi

Teori pertama yang didapat adalah teori dimana atom atom, pada awalnya netral kemudian dengan suhu sekitar 1500 Kelvin, mempunyai energi yang cukup untuk melempar keluar elektron yang terikat lemah dari beberapa atom yang mengikat mereka, sementara pada saat yang sama ada atom atom yang ingin mengambil elektron yang baru dibebaskan ini, juga dapat dengan mudah melakukan hal tersebut. sehingga menciptakan sejumlah besar ion ion positif dan ion ion negatif kemudian proses selanjutnya adalah memisahkan banyak muatan negatif dari banyak muatan positif dan harus memisahkan mereka, dengan jarak yang cukup, untuk mendapatkan beda potensial listrik yang akan menyebabkan sambaran petir.
Teori yang kedua berpendapat ketika gunung berapi meletus, gunung berapi mengeluarkan partikel abu panas, uap, dan gas. partikel mula-mula netral, tetapi dengan bertabrakan dengan satu sama lain mereka dapat mentransfer muatan satu sama lain dan berubah menjadi massa positif atau negatif. Ketika partikel debu vulkanik bertabrakan satu sama lain, kemudian terjadi (ionisasi) pemisahan muatan terjadi dengan proses yang disebut aerodynamic sorting. Dimana pemisahan muatan positif dan negatif terjadi melalui adanya awan vulkanik yang menyebabkan awan tersebut bermuatan positif di salah satu ujung dan bermuatan negatif di ujung satunya lagi kemudian pemisahan ini terus berlanjut sampai terlewat batas dan listrik mulai mengalir antar kedua muatan yang berbeda. Sehingga menyebabkan terjadinya petir saat letusan gunung berapi. Beberapa fenomena volcanic lightning didunia :
1.Puyehue, Chile
2. Chaiten, Chile
Sources :
Anna Gosline (May 2005). “Thunderbolts from space”. New Scientist 186 (2498): 30–34.
Ashari, Avisena. 2020. Erupsi Gunung Taal Mengeluarkan Petir, Mengapa Bisa Muncul Petir Saat Gunung Meletus.
Puslitbang.bmkg.go.id. Terjadinya Petir Pada Erupsi Gunung Berapi