18
07/2023
|
2
04/2022
|
Kategori : Article / Education Komentar : 0 komentar Author : admin@hmgi.co.id |
Metode Hidraulic Fracturing sudah dikenal sejak tahun 1860-an di Amerika Serikat yang pertama kali dikaji oleh Floyd Farris dari Stanolind Oil and Gas Corporation. Kajian yang dilakukan oleh Floyd adalah dasar dari percobaan pertama hydraluic fracturing, yang dilakukan di lapangan gas Hugoton, daerah Grant County, barat daya Kansas, oleh Stanolind.
Hydraulic fracturing atau mungkin banyak yang menyebutnya dengan istilah lain seperti hydrofracturing, hydrofracking, fracking atau fraccing adalah teknik stimulasi sumur yang mana lapisan batuan di bawah diretakkan dengan fluida cair bertekanan tinggi. Teknik hydraulic fracturing bukanlah teknik pengeboran, namun teknik ini digunakan untuk menstimulasi sumur-sumur yang sudah di bor agar mampu mengekstraksi lebih banyak hidrokarbon dari lempeng batuan. Proses ini melibatkan injeksi “larutan peretak”bertekanan tinggi dan umumnya menggunakan air yang mengandung pasir ke dalam sumur untuk membuat patahan/retakan di formasi batuan dalam yang akan membuat minyak atau gas dapat mengalir lebih bebas melalui retakan tersebut. Di sini Pasir berfungfungsi untuk menahan rekahan yang ada agar tidak tertutup kembali, sehngga minyak atau gas yang ter perangkap bisa bergerak menuju pipa bor. Pada umumnya, metode ini digunakan untuk explorasi gas, yaitu gas yang masih tersisa di batuan induknya.
1. Secara umum, hydraulic fracturing diterapkan pada sumur-sumur horizontal yang sudah digali yang lebih menjurus ke teknik bagaimana meretakkan dinding-dinding batuan di dalam sumur yang sudah digali, dan mengekstraksi gas bumi yang terperangkap dalam lapisan batuan tersebut. Setelah sumur selesai digali secara horizontal, setelah proses pengeboran sampai di lempeng-lempeng yang diduga mengandung gas, mata bor akan ditarik keluar dari lubang sumur.
2. Proses berikutnya adalah memasukkan pipa yang sering disebut casing pipe ke dalam lubang sumur tersebut dan dilakukan cementing. Cementing dilakukan untuk melindungi lubang sumur. Gambar di bawah adalah penampakan lubang sumur setelah pipa casing dan semen dimasukkan.
3. Langkah berikutnya adalah memasukkan perforating tool ke dalam lubang sumur. Apa itu perforating tool? Perforating tool adalah alat untuk membuat lubang yang menembus (dari kata dasar perforate) lapisan casing dan semen. Alat tersebut dilengkapi dengan nozzle jet dan bahan eksplosif untuk membuat retakan.
4. Setelah proses ini selesai dan perforating tool ditarik keluar dari lubang sumur, air bertekanan dan berisikan pasir atau bahan kimia lain diinjeksikan ke dalam lubang sumur dan meresap ke bagian retakan.
5. Air akan ditarik keluar dari fraktur, tetapi pasir atau bahan pengisi yang lain akan tetap tinggal di dalam fraktur. Pasir dan bahan pengisi ini menjaga celah fraktur tetap terbuka sehingga gas akan bergerak keluar dari fraktur menuju lubang sumur dan keluar ke permukaan.
6. Bila satu retakan sudah berhasil menarik gas keluar menuju lubang sumur, maka sebuah plug akan dimasukkan ke dalam sumur untuk menahan keluarnya gas dan proses perforating dan injection akan diulangi untuk membuat retakan-retakan yang lain, sehingga mingak dan gas bumi yang terperangkap di batuan dapat bergerak menuju pipa bor.
Referensi :
Yew, C. H. (1978). Mechanics of Hydraulic Fracturing. Texas : Gulf Publishing Company.
Economides, M. J., Hill, A. D., Ehlig, C. (1994). Petroleum Production System. New Jersey :
Prentice Hall.
Economides, M. J., Nolte, K. G. (1989). Reservoir Stimulation. New Jersey : Prentice Hall.
Economides, M. J., Martin, T. (2007). Modern Fracturing, Enhancing Natural Gas Production.
Houston : ET Publishing.
18
07/2023
|
18
07/2023
|
18
07/2023
|
18
07/2023
|
18
07/2023
|
18
07/2023
|